Assalamungalikum sahabat kurmamuh ..hmm bagaimana kabarnya ini ...., Jangan lupa looh bersyukur biar hati kita menjadi tenang daaaaan selalu mengingat kepada Allah SWT, dan satu lagi semoga temen- temen semua sedang dalam kondisi sehat ,apalagi dikondisi yang masih pandemi ini jangan lupa nii temen-temen semua untuk selalu prokes yaaaaah biar selalu dijauhkan dari viruus yang menular atau sering disebut dengan virus covid-19, eiiiiitss ko malah jadi bahas virus siii , hehe maap nii ngga bermaksud bahas virus ko hanya mengingatkan saja saling mengingatkan itu baik,biar saling terjaga dan dijauhkan okeeh . oh iyaa niii ada materi bagus dari salah satu temen kurmamuh tentang trust issues atau krisis kepercayaan dari Sulis pika sari.. hmmm bahas bahas kepercayaan aja niii eeh tapi bukan kepercayaan yang itu yaah ini beda tapi yaa beda hehe ...okeh mungkin langsung saja niii apa sii trust issues ituuu... okay bisa baca-baca yaah sama jangan lupa kalo penulis ada kesalahan bisa komen yaah atau mungkin ada pertanyaan-pertanyaan nanti bisa komen saja okay 😊...
Trust issues, musuh dalam selimut yang jarang kita sadari
Manusia sebagai makhluk sosial tentunya membutuhkan orang lain untuk melangsungkan hidupnya. Namun apa jadinya bila hubungan sosial ini terganggu karena satu atau berbagai hal. Terkadang kita baru sadar jika hubungan sosial kita dengan orang orang sekitar sedang tidak baik2 saja kalau kita sudah merasa tidak nyaman dengan lingkungan kita. Bagaimana kita tau kalau hubungan sosial ini sedang tidak baik2 saja ?. beberapa pertanyaan berikut ini mungkin dapat membantu teman2 untuk menanyakan pada diri sendiri apakah kita sedang baik baik saja , atau sebaliknya ?. Yuk mari kta simak kelanjutan ceritanya, cekidot. .
Apakah kita termasuk orang yang sering curiga kepada orang di sekitar kita ?kepada teman, rekan kerja atau pasangan kita sendiri ? Sepertinya ada aja alasan di kepala kita untuk takut / khawatir. Iyaa takut kalau orang orang dilingkaran kehidupan kita memboongi kita,, menyembunyikan sesuatu dari kita, atau diam2 mempunyai niat jahat ke kita ? sebagai akibatnya kita menjadi orang yang sulit percaya kepada orang lain ketakutan ini lalu membuat kita untuk susah menjadi orang yang terbuka dan membangun hubungan dekat dengan orang lain. Bahkan, ketakutan ini membuat kita banyak melakukan hal yang membuat orang disekitar kita tidak nyaman. Seperti menuduh, stalking, ngecek handphone dan hal2 lain yang bisa mengganggu kenyamanan dan privasi orang lain. Cape gak sii menjalani kehidupan seperti itu teman ? Iya, pasti capek, banyak memakan energi, pikiran, kecemasan yang tak berujung. Kita aja capek , apalagi orang lain yg kita jadikan sebagai sasaran. Pasti mereka akan sangaat capek. Lebih dari itu, dampak yg lebih berbahaya dari trust issues seperti Rentan overthinking, hidup yang teman2 jalani akan terasa sepi dan hilangnya semangat dalam diri dan lebih parahnya lagi trust issues mampu merenggangkan hubungan antarsesama.
Kalau teman- teman pernah atau sedang dalam masa seperti ini, maka kemungkinan teman teman sedang mengalami trust issues atau krisis kepercayaan.
Trust issues adalah situasi ketika seseorang mengalami rasa sulit percaya pada orang lain yang disebabkan oleh beberapa faktor tertentu, seperti dikhianati, disakiti, dikecewakan, diabaikan, dan lain sebagainya.
Ketika kita mengalami trust issues mungkin kita memiliki berbagai scenario di kepala kita bagaimana orang orang disekitar kita bisa menikung kita, menghianati atau menyembunyikan sesuatu dari kita. Padahal sebenarnya ya ngga ada bukti yang relevan juga kalau mereka sedang menghianati kita. Ketika kita punya trust issues, mungkin ketika pasangan kita sedang jalan bersama rekan rekannya dan slow respon, otak kita secara otomatis berfikir kalau dia sedang seru seruan dengan orang lain tanpa ingin melibatkan kita di dalamnya. Padahal kenyataannya yang pasangan kita lakukan hanya sekedar ngumpul aja sewajarnya dan ga ada niatan untuk tidak melibatkan kita di dalamnya. Pkiran kitalah yang merancang scenario sendiri yang hasilnyapun berdampak pada diri kita sendiri. Yap, kecemasan . kita yang membuat perspektif dan kita juga yang merasakan akibatnya. Rugi gak sih teman ? pastinya rugi doong, kita jadi khawatir, pikiran juga tidak nyaman, dan pasangan kita pun jadi tidak nyaman dengan kita .. rugi banget yahh. Trust issues akan mempengaruhi tingkah laku yang kita tunjukan ke orang2 disekitar kita.
Kita jadi takut untuk bercerita dan menunjukan diri kita yang sebenarnya ke orang disekitar kita. Karena kita takut mereka akan ninggalin kita. Coba teman2 bayangin ketika kita mempunyai teman dengan trust issues, kemungkinan kita jadi tidak nyaman kan karena sikap dia malah justru ada banyak hal yang kita jadi enggan untuk menceritakan kepada dia. Karena kalau kita ceritain , dia akan mencari celah yang membuat dia curiga dan justru nanti menimbulkan masalah baru dan pastinya bikin ribeet deh. Ujung2nya apa ? Nah orang malah akan menutup dirinya dan jadi males sharing ke kita. Begitu kita mengetahui kalau orang di sekitar kita menyembunyikan sesuatu dari kita, lalu kita jadi membenarkan persepsi kecurigaan kita ke orang itu kaan. Gampangannya jadi keluar pernyataan “Naah, bener kan apa yg aku pikirin, dia tuh nyembunyiin sesuatu dariku”. Nyesek ngga teman ? pasti lah kalau aku sih nyesek bgt. Trust issues kita jadi makin parah, makin gampang curiga dan idupnya makin tidak tenang. Gitu aja terus blunder.. Kalau sedang diposisi ini dan kita sadar dan ada keinginan dalam diri kita untuk menghilangkan penderitaan yg disebabkan oleh trust issues ini, tenang teman, teman2 belum terlambat kok untuk bangkit dan memperbaiki hidup teman teman dengan hidup seutuhnya tanpa adanya gangguan trust issues.
Yuk, kita kenali terlebih dahulu penyebab trust issues..
Penyebab trust issues secara umum ada 2, apa saja itu ?
Pertama, mungkin trust issues ini disebabkan oleh masa lalu yang menyebabkan kita menjadi sulit percaya kepada orang lain. Contohnya apa? Nih, contohnya, kita pernah begitu yakin memberikan kepercayaan kepada orang lain, namun orang tsb mengkhianati kepercayaan yang kita berikan. Atau kita pernah dibohongin sama temen kita sendiri atau mungkin pernah diselingkuhin sama pasangan. (Jangan sampai deh kalo ini ya 😊)
Kedua, mungkin dimasa lalu kita pernah mengalamin kejadian traumatis yang ninggalin luka yang lebih dalem dibanding pengalaman buruk yang pernah dilalui. Misalnya kita pernah mengalami kekerasan secara emosional, bullying, perlakuan yang tidak baik dari orang tua kita. Hal hal tersebut secara tidak sadar telah mengukir jejak yang mendalam yang efeknya bisa long term teman.
Kalau teman teman pernah ngalamin hal hal tersebut dan sadar kalau sedang atau menuju pada trust issues , tenang.. berikut ini akan saya bagikan beberapa tips yang mungkin bisa membantu teman teman untuk keluar dari lingkaran trust issue. Apa saja itu ?
- 1. Kominikasikan dengan Jelas
Kita bisa mengkomunikasikan dengan jelas mengenai batasan batas yang kita inginkan kepada teman atau pasangan mungkin atau orang yang ada disekitar kita. Contohnya kita bisa mengkomunikasikan mengenai apa yang kita bisa toleransi dan apa yang tidak bisa ditoleransi. Kalau hubungan dengan pasangan, mungkin kita bisa mengkomunikasikan mengenai batasann dia berteman dengan lawan jenis, mungkin kita ga bisa terima kalau sampai pasangan kita mengkhianatin kita.
Atau kalau casenya dengan teman, mungkin kta kasi batasan kalau kita ga akan menerima kalau curhatan kita dibocorin ke orang lain. Sebaiknya, kita komunikasikan dengan teman atau pasangan mengenai batasan batasan ini, biar sama sama aware dan saling menghargai dan ngebuat kita akan merasa lebih aman karena sudah ada batasan dan tahu akan konsekuensi jika melanggar batasan tersebut
- 2. Pelahan untuk lebih terbuka dan bersikap jujur
Teman teman bisa menceritakan perasaan yang dialami selama menghadapi trust issues kepada orang orang terdekat terlebih dahulu entah itu orang tua, sahabat, teman atau pasangan. Karena dengan begitu, teman teman akan mendapatkan support system dan dapat mengetahui masalah yang teman teman hadapi dari sudut pandang lain. Dan mungkin saran dari orang orang terdekat bisa sedikit melegakan hati dan mengugrangi trust issues yang teman teman rasakan. Namun yang perlu menjadi catatan disini adalah hindari subjektifitas, usahakan teman teman menceritakannya secara jujur kepada mereka. Agar mereka juga memahami apa yang sebenarnya terjadi.
- 3. Belajar percaya pada seseorang yang ada di sekitar
Kita harus yakin bahwa tidak ada manusia yang sempurna di dunia ini atau peribahasanya tuh “nggak ada gading yang tak retak”. Yap itu juga berkalu buat orang orang di lingkungan teman teman. Nggak mungkin juga kan orang orang disekitar temen temen ngga pernah ngelakuin kesalahan ? kita harus belajar untuk menerima, memaafkan dan percaya pada mereka. Minimal kita percaya pada orang orang terdekat kita terlebih dahulu. Jangan sampai trust issues menghancurkan kepercayaan kita pada orang orang terdekat kita. Kalau dalam muslim namanya jangan suudzon 😊.
Karena setiap orang pada dasarnya memiliki potensi untuk mengecewakan kita, daripada kita merasakan kecewa 2x ketika hal hal yang kita takutkan terjadi. Mending cukup sekali aja yaa teman, dengan kita blok terlebih dahulu pikiran pikiran negative ke orang2 terdekat kita. Jadi kalaupun mereka bener bener ngecewain kita, kita hanya merasakannya 1x saja ya.
- 4. Belajar untuk memaafkan orang lain dan diri sendiri
Salah satu hal penting dalam mengatasi trust issues yang nggak boleh terlewat yaitu maafkanlah diri sendiri dan orang lain yang pernah mengecewakan kita. Ketika kita memaafkan diri sendiri akan timbul perasaan tenang lega dan tenang. Karena secara tidak sadar kita telah membuang energi negative dalam diri . entah itu pikiran negative atau hati yang lelah karena terlalu lama memendam kecurigaan kecurigaan yang kebenarnanya belum valid.
Karena ga ada jaminan juga ketika kita tidak memaafkan orang lain maka orang itu nggak nyakitin kita lagi kan.
Maafkanlah juga orang lain yang turut andil dalam membuat diri kita menjadi orang dengan trust issues. Masih sulit? cobalah untuk mengingat kebaikan-kebaikan yang pernah orang tersebut lakukan juga pada kita. Jangan biarkan luka lama membaluti perasaan dan memberikan dampak yang tidak baik di masa mendatang.
- 5. Konsultasikan kepada ahlinya (psikolog)
Bila cara cara tersebut di atas dirasa masih terlalu sulit untuk dijalankan, mungkin teman teman bisa mencoba bantuan dengan orang ke 3 yakni dengan berkonsultasi kepada ahlinya. Bisa itu psikolog atau terapis. Dengan begitu, diharapkan teman teman bisa bercerita secara terbuka dengan mengeluarkan seluruh unek2 yang teman teman pendam selama menghadapi trust issues atau masalah krisis kepercayaan. Dengan psikolog/ terapist, teman2 bisa bercerita sepuasnya tanpa perlu merasa takut , baik itu takut dihakimi, atau disalahkan balik. Karena mereka ara terapist atau psikolog tentunya akan memberikan solusi yang tepat dan diharapkan sedikit banyak mampu mengurangi trust issues yang sedang teman teman hadapi.
Setelah membaca pemaparan di atas, apakah teman teman sudah mengetahui kalau teman teman pengidap trust issues atau bukan ? saya harap bukan yaa. Namun Jika iya, jangan patah semangat. Karena pada hakikatnya, trust issues adalah bagian dari hidup yang harus teman teman terima dan jalanin, tinggal bagaimana teman teman menyikapinya. Semua masih dapat diperbaiki dan teman teman bisa hidup normal dan bahagia asalkan teman teman mau untuk merubah hidup teman teman seperti apa yg sudah saya ceritain diatas yaa. . Tetap semangat kawan
No comments:
Post a Comment